Jumat, 11 Maret 2016

PRINSIP TANTANGAN






PRINSIP TANTANGAN

Tantangan Pendidik dalam Proses Pembelajaran

Agus Makmun dan Abdul Mukti (2003) mengemukakan bahwa ada dua macam tantangan yang dihadapi pendidik dewasa ini, di mana tantangan tersebut bersifat internal dan eksternal. Tantangan internal terkait dengan program pemahaman, perencanaan, pelaksanaan, penerapan dan evaluasi. Sedangkan tantangan eksternal terkait dengan kemajuan IPTEK, globalisasi informasi, perubahan politik, sosial, dan budaya bangsa.

Dua klasifikasi tantangan pendidik di atas mengindikasikan bahwa tantangan yang dihadai pendidik saat ini begitu kompleks. Aspek psikologis, kultur, dan sosial budaya siswa sangat berpengaruh besar dalam proses internalisasi nilai-nilai ke dalam sikap dan perilakunya sehari-hari. Seorang pendidik dituntut untuk mampu memperhatikan dan memahami siswa dari berbagai aspek, mulai dari aspek akal, perkembangannya, emosional, minat, dan aspek sosial.

Louis V. Gesrtner dkk, mengklasifikasikan permasalahan yang akan dihadapi oleh guru dalam mengkondisikan asas belajar yang berhasil bagi siswa menjadi delapan, yaitu:
  1. Persiapan sebelum mengajar. Siswa harus lulus dalam pelajaran tertentu yang menjadi prasyarat baginya untuk menerima pelajaran selanjutnya. Jika pelajaran sebelumnya tidak dikuasai, pelajaran berikutnya menjadi kurang berarti dan belum layak diberikan kepada siswa. Artinya, tantangan bagi pendidik ialah bagaimana ia mampu untuk membawa siswa menuju penguasaan setiap jenjang materi secara komprehensif.
  2. Sasaran belajar. Siswa memperoleh informasi lebih banyak dan mengingatnya dalam jangka waktu yang lebih lama apabila sasaran belajar ditulis seara cermat dan disusun secara sistematis. Jadi, seorang pendidik harus mampu menyusun tujuan pembelajaran secara cermat dan sistematis agar siswa mampu mengingat informasi yang ia sampaikan dalam jangka waktu yang panjang.
  3. Susunan bahan ajar. Proses belajar dapat ditingkatkan apabila bahan ajar yang akan dipelajari tersusun dalam urutan yang bermakna. Kemudian bahan ajar tersebut harus disajikan kepada siswa dalam beberapa bagian, agar dapat membantu siswa mengaitkan dan memadukan pengetahuan secara mandiri. Pendidik harus mampu menyusun bahan ajar seperti itu.
  4. Perbedaan individu. Pendidik harus mengetahui perbedaan individu peserta didiknya. Kecepatan mereka dalam menyerap dan memproses informasi berbeda-beda, ada yang cepat ada yang lambat. Namun, siswa dapat mencapai sasaran pembelajaran dengan hasil  yang memuaskan apabila menggunakan bahan yang tepat.
  5. Seseorang mau belajar apabila memang terjadi proses pembelajaran. Keinginan itu timbul karena adanya motivasi. Motivasi akan timbul pada diri seseorang apabila pengajaran dipersiapkan dengan baik, sehingga dirasakan penting dan menarik. Hal ini seringkali menimbulkan masalah ketika guru tidak mamapu menumbuhkan motivasi kepada diri siswa dikarenakan adanya pengalaman guru yang kurang memadai dan tidak dapat menarik perhatian siswa dalam belajar.
  6.  Sikap mengajar. Sikap positif yang diperlihatkan oleh guru terhadap materi pembelajaran yang disajikan kepada siswa dan terhadap metode pengajaran yang digunakan dapat mempengaruhi motivasi dan sikap siswa terhadap suatu materi pelajaran. Apabila siswa benar-benar melihat sikap yang positifdari guru, maka siswa akan cenderung bertingkah-laku positif pula, begitu pula sebaliknya.
Tantangan ini harus bisa dimanfaatkan oleh guru dalam membentuk karakteristik siswa. Dalam hal ini guru harus jeli dalam mengidentifikasi beberapa hal, pertama, guru harus mampu mengkaji akar persoalan yang mendorong timbulnya sikap dan perilaku negatif pada siswa. Kedua, guru harus menghindari sikap menganggap lemah, menghina, merendahkan, mengekang, dan menghindari penggunaan cara-cara kekerasan dalam menyelesaikan persoalan. Ketiga, pemberian reward and punishment haruslah sebijaksana mungkin, jangan sampai menimbulkan reaksi dan rengsangan untuk mengulangi sikap dan perilaku negatif pada diri siswa.
     Prinsip belajar yang mengemukakan bahwa siswa akan lebih giat belajar apabila pelajarannya memuaskan,guru ramah dan mereka memiliki peran dalam pelajaran tersebut.sehingga siswa merasa tertantang untuk dalam sutau pelajaran dan mendapat hasil maksimal.
Model-model pembelajaran yang menempatkan siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru,memiliki kadar keterlibatan mental yang rendah.
Dalam kaitan dengan prinsip-prinsip tantangan ini diharapkan guru secara cermat dapat memilih dan menentukan pendekatan dan metode pembelajaran yang dapat memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar.
            Teori medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam belajar berada dalam suatu medan. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan dalam mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.
Menurut teori ini belajar adalah berusaha mengatasi hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan. Agar pada diri anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan pelajaran harus menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bersemangat untuk mengatasinya. Bahan pelajaran yang baru yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Penggunaan metode eksperimen, inquiri, discovery juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif dan negatif juga akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran
Agar anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi oleh siswa dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung maslaah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep dan generalisasi tersebut.
Penggunaan metode eksperimen, inquiry, discovery juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif maupun negatif juga akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukum yang tidak menyenangkan.
            Tantangan
Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip tantangan diantaranya:
a)      Menugaskan kepada siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang selesai disajikan.
b)      Membimbing siswa untuk menemukan fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi sendiri.
c)      Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukannya secara individual atau dalam kelompok kecil (3 – 4 orang).







Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta.
Dimyanti, Dr dan Mudjiono, Drs . Belajar dan Pembelajaran. 2002 Rineka Cipta & Departemen Pendidikan & Kebudayaan.
Syaifuddin Iskandar, DR, M.Pd,  Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran. 2008 Universitas Samawa

VISI DAN MISI SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL



MAKALAH PENGELOLAAN PENDIDIKAN

VISI DAN MISI SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL






KELOMPOK 2:

·         Chrisyanto Namora                           RSA1C115028
·         Ester Sitompul                                                RSA1C115009
·         Miranda Oxtariani                               RSA1C115026
·         Nita Sari                                              RSA1C115031





DOSEN PENGAMPU:
Drs.Fuldiartman.M.Pd



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016








KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa pentingnya sistem pendidikan nasional itu, dan  mengetahui begitu berperan pentingnya sistem pendidikan nasional terhadap dunia pendidikan,  kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “  Sistem pendidikan nasional ” dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.




                                                                                                                                    Penulis




  










DAFTAR ISI


KATA PEGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG MASALAH
B.   PERUMUSAN MASALAH
C.   TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN
A.   PEGERTIAN SISTEM PENDIDIKAN
B.   TUJUAN DAN FUNGSI  DARI SISTEM PENDIDIKAN
C.   VISI – MISI SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB III PENUTUP
A.   KESIMPULAN
B.   SARAN
C.   HARAPAN
DAFTAR PUSTAKA



 















BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab.Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

           Sistem pendidikan Indonesia  yang telah di bagun dari dulu sampai sekarang ini, teryata masih belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan global untuk masa yang akan datang, Program pemerataan dan peningkatan kulitas pendidikan yang selama ini menjadi focus pembinaan masih menjadi masalah yang menonjol dalam dunia pendidikan di Indonesia ini.

          Sementara itu jumlah penduduk usia pendidikan dasar yang berada di luar dari sistem pendidikan nasional ini masih sangatlah banyak jumlahnya, dunia pendidikan kita masih berhadapan dengan berbagai masalah internal yang mendasar dan bersifat komplek, selain itu pula bangsa Indonesia ini  masih menghadapi sejumlah problematika yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan mendasar sampai pendidikan tinggi.

Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh yang di harapkan, menurut hasil penelitian The political and economic rick consultacy ( PERC ) medio September 2001, dinyatakan bahwa sistem pendidikan di Indonesia ini berada di urutan 12 dari 12 negara di asia, bahkan lebih rendah dari Vietnam, dan berdasarkan hasil pembangunan  PBB ( UNDP ) pada tahun 2000, Kualitas SDM Indonesia menduduki urutan ke 109 dari 174 negara.

Nah upaya untuk membagun SDM yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang gampang, di butuhkanya partisipasi yang strategis dari berbagai komponen yaitu : Pendidikan awal di keluarga , Kontrol efektif dari masyarakat, dan pentingnya penerapan sistem pendidikan pendidikan yang khas dan berkualitas oleh Negara.

B.PERUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan sistem pendidikan nasional ?
2. apa saja tujuan dan fungsi dari pendidikan nasional ?
3. apa saja Visi dan Misi dari sistem pendidikan nasional ?


C.TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Sistem Pendidikan Nasional.
2. Mengetahui tujuan dan fungsi dari sistem pendiikan nasional.
3. Mengetahui visi dan misi dari sistem pendidikan nasional.
.


BAB II
PEMBAHASAN


A.  PEGERTIAN SISTEM PENDIDIKAN
·        Sistem      : Suatu perangkat yang saling bertautan, yang tergabung menjadi suatu keseluruhan.
·        Pendidikan : Suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan.
·        Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD negara republik indonesia tahun 1945 yang berakar pada pada nilai – nilai agama , kebudayaan nasional indonesia dan tanggap terhadap tuntutan jaman .
Undang – undang dasar 1945
 Pasal 31 ayat 1 bahwa setiap warga berhak mendapatkan pendidikan.
Pasal 31 ayat 2  bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar  dan pemerintah wajib membiayaiya.
·        Sistem Pendidikan Nasional : Satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh yang saling bertautan dan berhubungan dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan pendidikan nasional secara umum.
Menurut UU no.2 thn 1989 yang ditetapkan pada 27-03-1989
BAB I pasal 1
Sistem Pendidikan Nasional : Suatu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.
UU No.20 tahun 2003
Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevasi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

B. TUJUAN DAN FUNGSI SISTEM PENDIDIKAN
 
·        Tujuan sistem pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, agar berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis  serta bertanggung jawab

·        Fungsi sistem pendidikan nasional
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional.  memjawab tantangan  zaman yang selalu berubah. 

·        Misi

Dengan visi pendidikan nasional tersebut tentu aka nada misi dari pendidikan nasional tersebut yaitu :
1.     Mengupayakan peluasan dan pemerataan kesempatan memperolel pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
2.     Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.
3.     Meningkatkan kualitas proses pendidikan untuk megoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.
4.     Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pegalaman, siakap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global

5.      Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.




BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Sistem pendidikan nasional adalah suatu sistem dalam suatu negara yang mengatur pendidikan yang ada di negaranya agar dapat mencerdaskan kehidupan bangsa, agar tercipta kesejahteraan umum dalam masyarakat. Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional disusun sedemikian rupa,meskipun secara garis besar ada persamaan dengan sistem pendidikan nasional bangsa-bangsa lain, sehingga sesuai dengan kebutuhan akan pendidikan dari bangsa itu sendiri yang secara geografis, demokrafis, histories, dan kultural berciri khas.
Jenjang pendidikan diawali dari jenjang pendidikan dasar yang memberikan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat dan berupa prasyarat untuk mengikuti pendidikan menengah. yang diselenggarakan di SLTA. Pendidikan menengah berfungsi memperluas pendidikan dasar. Dan mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.

SARAN
Ø Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional harus di tingkatkan lagi .

Ø Kepada masyarakat agar ikut berpartisifasi dalam memajukan pendidikan di indonesia.

Ø Kepada pemerintah diharapkan agar dalam pembuatan sistem pendidikan nasional ini hendaknya melibatkan pihak -  pihak yang dapat ikut dalam memajukan pendidikan nasional.

HARAPAN
Agar pendidikan di Indonesia ke depannya menjadi lebih baik lagi dan berkualitas, sehingga diharapkan kepada seluruh lapisan masyarakat agar mendapat pengajaran yang sesuai dengan UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1. 
 



DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1989. UU RI No. 2 Tahun 1982 tentang Sistem Pendidikan Nasional besrta penjelasannya. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud. 1989. UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta penjelasannya. Jakarta: Balai Pustaka.
Nawawi, Hadari. 1983. Perundang-Undangan Pendidikan. Jakarta: Ghalia.
Tirtarahardja, Umar dan La sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka